اَلْحَمْدُ ِللهِ مُبْتَدِعِ الْبَدَائِعِ. وَمُصْطَنِعِ الصَّنَائِعِ. وَشَارِعِ السُّنَنِ وَالشَّرَائِعِ. اَلَّذِى شَمُلَ إِحْسَانُهُ وَلُطْفُهُ.اشهد ان لااله إلاّالله. رَبِّ اَدْخِلْنِى مُدْحَلَ صِدْقٍ {صلوات}.فَيَاعِبَادَاللهِ.أُصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَااللهِ. فَاتَّقُوااللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Dinul Islam adalah merupakan agama kedamaian, agama kemerdekaan, agama fithrah (suci) agama yang menawarkan dan menjanjikan konsep keselamatan hidup, baik keselamatan dikehidupan dunia maupun keselamatan dikehidupan negeri Akhirat, agama yang dibangun berdasarkan ilmu Allah SWT yang memiliki nilai-nilai eksakta (nilai-nilai kepastian dan kebenaran) dan bukan dibangun berdasarkan nilai-nilai yang abstrak, Sehingga kedudukannya tidak dapat disamakan dengan agama lainnya.
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
Akan tetapi, disebabkan karena keterbatasan pemahaman umat manusia itu sendiri terutama dalam menelaah nilai-nilai ilmu agama yang bersumber dari al-Qur’an al-Kariim. Sehingga terjadilah perselisihan pandangan penafsiran yang menjadikan penyempitan dan pendangkalan pemahaman tentang makna Diin Islam itu sendiri. Sehingga Diin Islam dianggap sebagai dogma semata yang bernilai abstrak, Diin Islam dianggap sebagai bagian dari unsur budaya kerohanian. … tentunya ini tidak sesuai dengan Fithrah Din Islam sebagai agama Rahmatan lil ‘Alaamiin.
Hadirin , … para pecinta Allah SWT para pecinta Rasulullah Muhammad Saw
Pada kesempatan yang berharga dan mulia ini, kami mengajak kepada semuanya untuk mengkaji dan mengevaluasi bersama tentang fenomena dan problematika hidup dan kehidupan pada saat ini yang semakin memprihatinkan, musibah demi musibah yang silih berganti tiada henti, kondisi alam yang labil … yang tidak lagi menampakkan suasana yang harmonis dan dinamis, banjir dimana-mana, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, semburan gas dan lumpur panas di berbagai daerah, sehingga mengakibatkan Korban jiwa berjatuhan dimana-mana, kerugian harta yang tak terhingga, kerusakan sarana struktur dan infra struktur di berbagai wilayah ... semuanya menyisakkan isak tangis, penderitaan, kelaparan, sikap ketidak pastian dalam hidup(sikap putus asa), Tidak sedikit diantara saudara-saudara kita, mereka tidak sanggup lagi untuk mampu berdiri dan menatap masa depan …
Hadirin rahima kumullah, … !
selayaknya dan sepantasnyalah kita patut menyadari dan mengakui serta belajar untuk bersikap jujur menerima kenyataan hidup, bahwa mushibah demi mushibah yang silih berganti yang menimpa diri kita, lingkungan kita, negeri kita, alam semesta ini … itu disebabkan oleh sikap dan perbuatan kita sendiri (umat manusia). Hal ini, sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali”.
Untuk itu, … saya mengingatkan kepada hadirin sekalian, bahwa mushibah demi mushibah yang terjadi, marilah kita sikapi dan evaluasi dengan sikap yang lurus, hati yang jernih, jiwa yang bersih dan lapang … dengan senantiasa kita berupaya untuk berbaik sangka (positif thinking) akan Allah SWT. tidak harus disikapi dengan sikap yang Arogan, Emosional, hipokrit, apathis, berburuk sangka baik kepada Allah SWT ataupun kepada sesama diantara kita.
Pada kesempatan ini pun, kami mengajak kepada semuanya untuk senantiasa tampil menjadi pribadi-pribadi yang memiliki sikap kejujuran yang tinggi;
Baik jujur akan Allah SWT atas segala sesuatu yang Allah SWT telah amanahkan kepada kita semua, sebagaimana yang termaktub dalam Q.S. Al-Anfaal [8]: 27
يآءَيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَخُوْنُوْا اللهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْآ اَمنتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.
Hadirin rahima kumullah, … bukankah segala sesuatu yang ada pada diri kita, itu adalah merupakan amanat Allah SWT, perbendaharaan harta yang kita nikmati, keluarga yang kita sayangi dan kasihi, kedudukan atau jabatan yang kita sandang. Itu semuanya merupakan amanah Allah SWT.
Harta yang kita miliki, adalah amanah Allah SWT … sangat mudah bagi-Nya untuk mengangkat derajat kehidupan .. meluaskan rizki setiap hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Begitu pun sebaliknya, tidaklah sulit bagi-Nya untuk mengambil segala sesuatu dari setiap hamba-Nya tanpa tersisa sedikit pun dan tidak ada kekuatan manapun yang mampu untuk menolak-Nya.
Maka sepatutnya dan sepantasnyalah kita mengakui, menyatakan sikap, berkomitmen kembali, … bahwa Allah SWT adalah dzat yang patut dan layak untuk disembah dengan sembahan yang sesungguhnya, tiada unsur sekutu bagi-Nya, tiada yang layak dan pantas untuk disejajarkan dengan Allah SWT.
Jujur mengakui atas setiap bentuk khilaf alfa, hina dan dosa-dosa yang pernah kita perbuat.
Manusia terlahir dengan kesempurnaannya, akan tetapi tidak luput dari sifat basyariah (kemanusiaan) diantaranya; yaitu khilaf alfa dan dosa.
Sehingga Allah SWT firmankan dalam sebagahian ayatnya, seperti yang tremaktub dalam Q.S. Ali Imran, [3]: 133
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa"
demikian, semoga apa yang telah disampaikan bermanfaat dan membawa kepada arah kehidupan yang di ridhai Allah SWT.Amin
No comments:
Post a Comment