Saturday 16 October 2010

Sekelumit Tentang Perbedaan dalam Ihwal Dzikir

Sekelumit Tentang Perbedaan dalam Ihwal Dzikir
oleh Akabonanza Muhibullah pada 04 Oktober 2010 jam 11:43

Saya yang awam tentang seluk beluk islam menjadi begitu tertarik untuk mendiskusikan topik di atas.

1. Dengan ilmu yang teramat sedikit, selama ini saya memahami bahwa metode DZIKIR ada tiga macam yakni Dzikir Khofi, Dzikir Sirr dan Dzikir Jahar. adapun ayat dzikir yang dikemukakan umumnya merupakan nas untuk dzikir khofi dan dzikir sir. sedangkan dzikir jahar digambarkan pada QS. Al-Baqarah : 200. dengan lafadz "Aw asyadda dzikra" yang jika di artikan secara tekstual (tanpa penafsiran) bermakna "keras" bukan "banyak".namun yang terpenting dalam hal ini

saya kira adalah bagaimana kita bisa mengingat Allah dimanapun, kapanpun, bagaimanapun.mudah-mudahan kita bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas dzikir kita.



2. Mengenai bid'ah, mohon saya yang sangat awam ini diberi penjelasn lebih lanjut. saydina Umar r.a menyebut bahwa sholat tarawih adalah "bid'ah yang teramat baik" apakah beliau tersesat?. beliau juga yang menghilangkan lafadz "Hayya 'ala khoer al 'amal" dan menambah lafadz "Assholatu khoeru minan naum" dalam adzan, apakah kita bisa mengatakan beliau sesat?. Dienul Islam, sistem dan petunjuknya telah sempurna sebagiamana yang disampaikan oleh Rosululloh SAW pada Haji Wada, namun aplikasi dan penerapannya akan senantiasa fleksible sesuai kebutuhan zaman. sebab, sampai semodern apapun dunia ini, Islam akan tetap relefan bagi umat manusia.



3. Umat islam telah kehilangan 3 hal saat ini; PEMIMPIN, KONSEPSI, dan INTEGRASI. sampai sekarang kita belum sepakat tentang Pemimpin Islam yang bisa menyatukan kita semua. sehingga kita juga tak pernah bisa menyamakan konsep dan cenderung berbeda2. tapi, dengan semua perbedaan yang ada, terlebih masing-masing memiliki dsar2 yang kuat, jangan sampai kita kehilangan integritas kita sebagai muslim. sudahi kesibukan kita saling menyalahkan, masalah2 seperti qunut atau tidak qunut,dan hal-hal serupa. kita semua adalah muslim yang satu.



para IMAM terdahulu telah mengajarkan kepada kita bagaimana berdampingan dalam perbedaan, IMAM SYAFI'I begitu menghormati IMAM MALIK meskipun berbeda dalam pandangan mazhabnya.bahkan perbedaan2 telah tumbuh di zaman sahabat sendiri. tapi, mereka tidak saling menghujat, tidak berpecah belah karena perbedaan itu dilandasi oleh PONDASI KEIMANAN dan persatuan yang kokoh.



Bukan dilandasi oleh kepentingan KELOMPOK, kepentingan PRIBADI terlebih kepentingan NAFSUNYA. untuk menjatuhkan dan memecah belah ummat.



mudah-mudahan dengan semua perbedaan yang saat ini ada, umat islam tetap satu dalam Visi dan Misi. bukankah selagi masih mengucapkan syahadat yang sama, kita semua adalah muslim?



mohon maaf atas ketidaktahuan dan kealfaan saya dalam hal ini. mohon masukan dan arahan agar saya dapat belajar lebih banyak lagi.

No comments:

Post a Comment